"Ketika panen yang berlimpah jamur tiram sulit untuk dipasarkan dan menjadi terbuang. Hal ini tentu akan merugikan petani," tandasnya.

Tim pengabdian TIP Unand mengagas pengolahan jamur tiram menjadi produk olahan dengan menerapkan teknologi yang sederhana. Sehingga pekerjaan ini bisa dilakukan oleh ibu-ibu di sekitar kawasan Limau Manis. Produk olahan yang diinisiasi salah satunya adalah penyedap alami dari jamur tiram.

"Penyedap alami bisa memiliki umur simpan yang panjang karena memiliki kandungan air yang rendah," imbuh Vioni.

Penyedap alami dipilih menjadi salah satu produk karena teknologi sederhana dan konsumen saat ini telah cerdas dan cenderung memilih produk yang bebas pengawet.

Sebelum mengikuti pelatihan semua anggota kelompok beranggapan membuat penyedap alami sangat susah dan rumit.

Anggapan tersebut berubah karena pada kenyataan pembuatan penyedap alami sangat mudah dengan menggunakan bahan dan alat yang sudah biasa dipakai di rumah tangga.

Selain memberikan pelatihan mengenai pembuatan penyedap alami, tim pengabdian juga membantu mendesain kemasan yang tepat sehingga jika diproduksi dalam skala industri rumah tangga dapat menarik konsumen.

Kegiatan pengabdian ini mendapat respons yang baik oleh masyarakat Limau Manis.

"Kami tim dari TIP Unand akan fokus mendorong petani jamur tiram untuk mengolah jamur tiram agar industri rumah tangga di Limau Manis terbentuk," ujar tim pengabdian Risa Meutia Fiana.

PRODUK KALDU JAMUR

Berita ini juga telah dimuat pada: http://sumaterakita.com/baca/1567/tip-unand-dorong-hilirisasi-produk-jamur-tiram-di-limau-manis